Tuesday, September 06, 2011

GTS- Sidoarjo jalan terus

Sidoarjo, merupakan kota yang pada umumnya bergerak di bidang industri dan pertanian. Namun sepertinya sekarang sudah bertambah dan bergeser ke arah perdangangan. Hal ini bisa saja karena dipengaruhi oleh kondisi kota Surabaya yang juga semakin pesat dengan beberapa pembangunan pusat perbelanjaan, serta mengingat Surabaya dan Sidoarjo adalah dua kota yang berdampingan.

Baru-baru ini, dibangun sebuah mall baru di dekat pintu selatan tol Sidoarjo, Grand Town Square atau GTS orang-orang menyebutnya. Kabarnya sebuah Departement Store ternama yang berdiri di jalan Gajah Mada akan berpindah lokasi di GTS. Letak GTS inipun juga menjadi salah satu isu yang banyak dibicarakan, mulai dari lokasinya yang menyimpang dari RTRW Sidoarjo hingga dampak pembangunan itu sendiri kedepannya.

Nah, bisa dibayangkan bagaimana kondisi carut marutnya rute menuju pintu tol Sidoarjo dengan adanya pembangunan GTS ini. 
Pertama, melihat kondisi transportasi di wilayah tersebut, maka sangat mungkin jika akan terjadi kemacetan di sekitar jalan raya Jati. Apalagi jalan Raya Jati termasuk kedalam jalan arteri sekunder yang cukup sempit. Pastinya, mall ini akan memancing angkutan umum jurusan Sidoarjo-Krian atau Sidoarjo-Tulangan untuk berhenti seenaknya didepan hingga sekitar mall GTS itu. Dan hal itu sedikit banyak akan mengganggu kenyamanan rumah sakit Delta Surya dan kompleks perumahan mewah Pondok Mutiara dan Pondok Jati yang berada tepat didepan proyek GTS ini.


Yang kedua, adanya mall ini akan memancing masyarakat sekitar untuk kemudian membuka lahan parkir liar yang memanfaatkan sebagian lahan rumahnya dan bahu jalan. Karena dirasa memiliki nilai jual dan berpotensi memberi keuntungan, maka akan ada masyarakat yang mulai membuka warung-warung kecil-kecil atau PKL disekitar jalan Jati. Dengan kondisi ruas jalan arteri sekunder yang hanya sekitar kurang dari 15 meter, lagi-lagi permasalahan kemacetan akan sangat mungkin terjadi.

Yang ketiga, kondisi perijinan yang masih dipertanyakan. Proyek yang kabarnya di naungi oleh Lippo Grup ini masih belum memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) namun masih terus saja melakukan proses pembangunan. Bukankah seharusnya sebuah developer harus melakukan dan menyelesaikan persyaratan administrasi terlebih dahulu baru boleh melakukan proses ekskusi terhadap suatu lahan. Pemerintahpun sepertinya masih belum cukup tegas dalam menanggapi hal ini. Sejauh ini Komisi C DPRD Kota Sidoarjo hanya melakukan hearing yang membahas permasalahan analisa dampak dan lingkungan dibangunnya GTS. Belum ada langkah tegas lainnya untuk benar-benar menghentikan proyek ini. 
Pada dasarnya, kita bisa melihat contoh yang mirip dengan kasus ini. Yaitu kawasan superblock City of Tomorrow (CITO) yang terletak tepat di depan Bundaran Waru yang juga berada tepat di depan pintu keluar tol Waru. Rekayasa transportasi yang baik cukup membuktikan bahwa pembangunan superblock ini tidak terlalu mengganggu lalu lintas di sekitar jalan A. Yani Surabaya.

Serupa tapi tak sama. CITO dan GTS sama-sama dibangun didekat pintu tol namun satu hal yang luput diperhatikan pada pembangunan GTS yaitu kesiapan rekayasa transportasi yang pastinya akan sulit untuk dilakukan. Ditambah lagi kondisi lingkungan di sekitar jalan Jati yang sepertinya tidak mendukung dan belum siap untuk direkayasa sedemikian rupa.

Jadi, apakah proyek ini menimbulkan dampak yang cukup crusial kedepannya? Masih belum ada yang bisa tahu. Yang pasti,  kondisi mindset dan psikologis masyarakat di lingkungan tersebut masih belum bisa menerima pembangunan mall GTS. Bisa dibuktikan ketika mall ini mulai beroperasi, akan banyak angkutan umum yang tiba-tiba berhenti seenaknya dan menimbulkan kemacetan disepanjang ruas jalan Jati atau pintu masuk tol Sidoarjo hingga mulai lahirnya satu persatu PKL disekitar situ.

Kalaupun seandainya tetap dibangun diharapkan pemerintah dan dinas PU bisa merekayasa lalu lintas disekitar GTS agar tidak menyebabkan kemacetan seperti yang dikhawatirkan selama ini. Di sisi lain, permasalahan menejemen parkir yang selama ini kerap terjadi juga benar-benar harus diperhatikan dengan serius. Tentu saja untuk mengantisipasi adanya parkir liar disekitarnya dan semoga tidak ada lagi oknum-oknum yang menyalahgunakan dibangunnya proyek ini.

Selamat menyelesaikan pembangunan proyek ini. Jikapun masih terus berlanjut, semoga bisa memberi manfaat dan pastinya semoga manfaatnya jauh lebih besar daripada dampak yang akan ditimbulkan, baik untuk masyarakat atau untuk kondisi perekonomian di kota Sidoarjo. 
sumber: http://adindasukma.wordpress.com

No comments: