Mengimbangi berkembangnya Sukodono sebagai kawasan industri dan pemukiman, Pemkab Sidoarjo merombak jembatan simpang enam Dungus dengan anggaran Rp 6,3 miliar.
Peningkatan akses transportasi pada program pembangunan 2010 itu juga untuk menunjang operasionalnya Pasar Induk Agrobis (PIA) atau sekarang berganti nama Pusat Perdagangan Agrobis di Jemundo tahun depan.
Sesuai rencana tata ruang wilayah, Sukodono yang berjarak 10 km dari Kota Sidoarjo ini diplot sebagai daerah pengembangan industri, perumahan, dan perdagangan. Bahkan dalam lima tahun terakhir pertumbuhan tiga sektor itu sudah subur.
Di sana tak hanya menjamur puluhan pabrik skala besar maupun kecil yang sebagian besar berlokasi di sepanjang akses jalan, juga bermunculan perumahan baru. Selain itu sektor perdagangan ikut menggeliat di beberapa titik di sepanjang akses jalan yang diciptakan masyarakat setempat.
Di Sukodono juga terdapat pasar pemerintah dan terminal. Di wilayah Sukodono, seperti Desa Klopoh Sepuluh dan sekitarnya telah diproyeksikan pembangunan perumahan berskala besar guna memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak bencana lumpur Sidoarjo. Pembangunan perumahan itu merupakan bagian dari Kawasan Nirwana Village (KNV) yang sebagian lokasinya di Desa Janti, Sidoarjo.
Tak kalah spektakulernya adanya megaproyek Pusat Perdagangan Agrobis (Puspa Agro) di Desa Jemundo yang saat ini tengah dalam pengerjaan oleh Pemprov Jatim. Pusat perdagangan ini dibangun di atas lahan seluas 50 ha dan dijadwal dioperasional tahun depan.
Ir Khamdani, Kepala Bappekab Sidoarjo menyadari menggeliatkan tiga sektor itu yang belum diimbangi kebutuhan akses jalan memadai. Sementara akses transportasi satu-satunya yang membedah wilayah itu adalah jalur jalan Cemengkalang (Sidoarjo)-Sukodono-Kletek (Taman) sepanjang 10 km, kapasitasnya sudah tak mampu lagi mengimbangi padatnya arus kendaraan di sana.
Mengingat, akses jalan satu-satunya itu hanya kelas III, sedangkan kendaraan yang lewat kebanyakan truk besar untuk kebutuhan industri dan sektor perdagangan di sana sehingga pada jam-jam sibuk, jalur jalan itu selalu dirundung kemacetan.
”Kebutuhan akses jalan itu sebenarnya sudah kita pikirkan lima tahun terakhir, seiring kebijakan pemgembangan sektor industri dan perdagangan maupun perumahan yang diarahkan ke wilayah Sidoarjo barat,” ujarnya. ”Termasuk Sukodono yang menjelma sebagai pengembangan industri, perumahan dan perdagangan,” tambahnya.
Bahkan untuk memenuhi kebutuhan itu, pihaknya sudah meningkatkan jembatan Sumput, Sukodono pada anggaran 2007. Sedangkan tahun ini pihaknya akan meningkatkan jembatan Dungus yang pelaksananya Dinas PU Bina Marga Sidoarjo.
”Ke depan, kita akan melebarkan jalan Sukodono, mulai Cemengkalang hingga Kletek sehingga kebutuhan prasarana transportasi benar-benar memadai untuk menunjang perkembangan tiga sektor itu di wilayah Sukodono,” ujarnya. ”Ini juga untuk mengantisipasi adanya Puspa Agro yang rencananya tahun depan sudah dioperasionalnya,” tutur Khamdani, menambahkan.
Sementara itu, Ir Sigit Setyawan, Kepala Dinas PU Bina Marga didampingi Kabid Bina Teknik Yudi Tetrahastoto, membenarkan pihaknya saat ini tengah mempersiapkan proyek peningkatan jembatan Dungus dengan anggaran APBD 2010 sebesar Rp 6,3 miliar. ”Sekarang ini baru tahap tender untuk mencari pelaksananya. Mudah-mudahan, pekerjaan fisik di lapangan sudah bisa dimulai awal Juni mendatang,” ujarnya.
Dijelaskan, jembatan simpang enam Dungus yang saat ini sepanjang 15 meter dengan lebar 6 meter itu akan ditingkatkan menjadi lebar 14 meter. Selanjutnya, tahun depan, pihaknya akan meningkatan jalan dengan diawali pembebasan lahan warga yang kena kepras. ”Peningkatan akses jalan Sukodono adalah pekerjaan besar, yang kita harapkan direspon positif masyarakat. Sehingga pelaksanaannya tak sampai terhambat, seperti pembebasan lahan yang sering menjadi kendala tersendiri,” tegasnya.
Oleh: Kahumas Sidoarjo
Peningkatan akses transportasi pada program pembangunan 2010 itu juga untuk menunjang operasionalnya Pasar Induk Agrobis (PIA) atau sekarang berganti nama Pusat Perdagangan Agrobis di Jemundo tahun depan.
Sesuai rencana tata ruang wilayah, Sukodono yang berjarak 10 km dari Kota Sidoarjo ini diplot sebagai daerah pengembangan industri, perumahan, dan perdagangan. Bahkan dalam lima tahun terakhir pertumbuhan tiga sektor itu sudah subur.
Di sana tak hanya menjamur puluhan pabrik skala besar maupun kecil yang sebagian besar berlokasi di sepanjang akses jalan, juga bermunculan perumahan baru. Selain itu sektor perdagangan ikut menggeliat di beberapa titik di sepanjang akses jalan yang diciptakan masyarakat setempat.
Di Sukodono juga terdapat pasar pemerintah dan terminal. Di wilayah Sukodono, seperti Desa Klopoh Sepuluh dan sekitarnya telah diproyeksikan pembangunan perumahan berskala besar guna memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak bencana lumpur Sidoarjo. Pembangunan perumahan itu merupakan bagian dari Kawasan Nirwana Village (KNV) yang sebagian lokasinya di Desa Janti, Sidoarjo.
Tak kalah spektakulernya adanya megaproyek Pusat Perdagangan Agrobis (Puspa Agro) di Desa Jemundo yang saat ini tengah dalam pengerjaan oleh Pemprov Jatim. Pusat perdagangan ini dibangun di atas lahan seluas 50 ha dan dijadwal dioperasional tahun depan.
Ir Khamdani, Kepala Bappekab Sidoarjo menyadari menggeliatkan tiga sektor itu yang belum diimbangi kebutuhan akses jalan memadai. Sementara akses transportasi satu-satunya yang membedah wilayah itu adalah jalur jalan Cemengkalang (Sidoarjo)-Sukodono-Kletek (Taman) sepanjang 10 km, kapasitasnya sudah tak mampu lagi mengimbangi padatnya arus kendaraan di sana.
Mengingat, akses jalan satu-satunya itu hanya kelas III, sedangkan kendaraan yang lewat kebanyakan truk besar untuk kebutuhan industri dan sektor perdagangan di sana sehingga pada jam-jam sibuk, jalur jalan itu selalu dirundung kemacetan.
”Kebutuhan akses jalan itu sebenarnya sudah kita pikirkan lima tahun terakhir, seiring kebijakan pemgembangan sektor industri dan perdagangan maupun perumahan yang diarahkan ke wilayah Sidoarjo barat,” ujarnya. ”Termasuk Sukodono yang menjelma sebagai pengembangan industri, perumahan dan perdagangan,” tambahnya.
Bahkan untuk memenuhi kebutuhan itu, pihaknya sudah meningkatkan jembatan Sumput, Sukodono pada anggaran 2007. Sedangkan tahun ini pihaknya akan meningkatkan jembatan Dungus yang pelaksananya Dinas PU Bina Marga Sidoarjo.
”Ke depan, kita akan melebarkan jalan Sukodono, mulai Cemengkalang hingga Kletek sehingga kebutuhan prasarana transportasi benar-benar memadai untuk menunjang perkembangan tiga sektor itu di wilayah Sukodono,” ujarnya. ”Ini juga untuk mengantisipasi adanya Puspa Agro yang rencananya tahun depan sudah dioperasionalnya,” tutur Khamdani, menambahkan.
Sementara itu, Ir Sigit Setyawan, Kepala Dinas PU Bina Marga didampingi Kabid Bina Teknik Yudi Tetrahastoto, membenarkan pihaknya saat ini tengah mempersiapkan proyek peningkatan jembatan Dungus dengan anggaran APBD 2010 sebesar Rp 6,3 miliar. ”Sekarang ini baru tahap tender untuk mencari pelaksananya. Mudah-mudahan, pekerjaan fisik di lapangan sudah bisa dimulai awal Juni mendatang,” ujarnya.
Dijelaskan, jembatan simpang enam Dungus yang saat ini sepanjang 15 meter dengan lebar 6 meter itu akan ditingkatkan menjadi lebar 14 meter. Selanjutnya, tahun depan, pihaknya akan meningkatan jalan dengan diawali pembebasan lahan warga yang kena kepras. ”Peningkatan akses jalan Sukodono adalah pekerjaan besar, yang kita harapkan direspon positif masyarakat. Sehingga pelaksanaannya tak sampai terhambat, seperti pembebasan lahan yang sering menjadi kendala tersendiri,” tegasnya.
Oleh: Kahumas Sidoarjo
No comments:
Post a Comment