Betapa indahnya bila dalam hidup ini kita bisa berdamai antara yang satu dengan lainnya, dalam realitas kehidupan kita hidup ditengah masyarakat yang plural dan heterogen. Kita berdampingan dengan warga yang bersuku, agama lain. Kehadiran kita untuk mereka dan kehadiran mereka untuk kita. Oleh karena itu sangat pentinglah bagi kita untuk dapat membangun kebersamaan dalam kasih, saling menghormati dan menghargai antara satu dengan yang lain.
Kiranya semua orang mendambakan hidup rukun dan damai, dambaan itu akan tercapai apabila kita dapat memulai dari tingkat masyarakat dasar. Kita dapat memulai dengan saling membantu sesama kita yang ada dikiri atau kanan rumah kita, kita saling menyapa, kita saling berbagi senyum dan sebagainya. Kiranya hal itulah yang secara konkrit dapat menumbuhkan kehidupan bermasyarakat yang harmonis.
Sudah saatnyalah bagi kita untuk membuang jauh-jauh prasangka dan curiga, karena buah dari prasangka dan curiga hanyalah permusuhan. Dan sudah saatnyalah bagi kita untuk terus dan terus berpikir positif terhadap segala hal. Sudah saatnyapula kita bergandeng tangan untuk membangun sebuah kehidupan yang nyaman dan aman. Dari sinilah bibit-bibit kehidupan yang harmoni itu akan bertumbuhkembang.
Bagaimana membangun persaudaraan sejati
Apabila dilihat dari sisi ajaran dan tata cara ibadat tiap agama memang sulit untuk menjadi sebuah awal persaudaraan, sebab akan saling menjaga kebenaran bahkan ingin dikatakan paling benar. Hal yang mungkin menjadi awal persaudaraan adalah dari sisi subyek pelaku agama (manusia). Persaudaraan dapat dibangun dari nilai-nilai moral manusia, maka ketika dalam kehidupan sehari-hari sebagai manusia, semua ajaran agama dapat masuk. contoh: ada tetangga sakit, tentunya tidak dipandang agamanya apa atau bencana alam tidak dilihat korbannya agamanya apa, tapi dipandang sebagai satu kesatuan manusia utuh yang sedang menderita.
Ada 3 cara berdialog dengan agama lain:
1. Dialog Kehidupan
Dalam hidup sehari hari secara alami terjadi dimana kita berada baik dalam masyarakat sekitar ditempat kerja ditempat umum, kita bertemu dengan orang lain yang jelas tidak selalu sama agamanya dengan kita. Walaupun berbeda agama, apabila ada persoalan yang sifatnya manusiawi, seperti mengalami musibah tentu hati akan tergerak kesana.
2. Dialog Karya
Dimana lembaga atau orang-orang yang beragama lain merencanakan kegiatan bersama, ditangani bersama dan untuk semua orang tanpa pandang agamanya apa. Sebagai contoh: kegiatan halal bi halal, kerja bakti lingkungan dan sebagainya.
3. Dialog Ilmu
Suatu pertemuan yang diadakan untuk saling mengerti atau mengetahui tentang ajaran-ajaran masing-masing agama BUKAN untuk saling menjatuhkan atau berdebat. Hasinya adalah paling tidak mengikis salah tafsir ajaran agama lain sehingga dijauhkan dari pertikaian
Dalam hal ini, toleransi antar kehidupan umat beragama adalah yang terpenting akan tetapi hendaknya bukanlah toleransi yang kerdil, dimana hanya bersifat statis saja. Yaitu berpikir yang penting tidak menyinggung umat beragama lain sehingga lama kelamaan menutup mata terhadap agama lain bahkan penderitaan, kesulitan dan kesusahan orang lain.
Bukankah semua agama dipanggil untuk mewartakan keselamatan dan membawa semua penganutnya untuk selamat, bahagia dan beriman?
Paragonz - ton
Kiranya semua orang mendambakan hidup rukun dan damai, dambaan itu akan tercapai apabila kita dapat memulai dari tingkat masyarakat dasar. Kita dapat memulai dengan saling membantu sesama kita yang ada dikiri atau kanan rumah kita, kita saling menyapa, kita saling berbagi senyum dan sebagainya. Kiranya hal itulah yang secara konkrit dapat menumbuhkan kehidupan bermasyarakat yang harmonis.
Sudah saatnyalah bagi kita untuk membuang jauh-jauh prasangka dan curiga, karena buah dari prasangka dan curiga hanyalah permusuhan. Dan sudah saatnyalah bagi kita untuk terus dan terus berpikir positif terhadap segala hal. Sudah saatnyapula kita bergandeng tangan untuk membangun sebuah kehidupan yang nyaman dan aman. Dari sinilah bibit-bibit kehidupan yang harmoni itu akan bertumbuhkembang.
Bagaimana membangun persaudaraan sejati
Apabila dilihat dari sisi ajaran dan tata cara ibadat tiap agama memang sulit untuk menjadi sebuah awal persaudaraan, sebab akan saling menjaga kebenaran bahkan ingin dikatakan paling benar. Hal yang mungkin menjadi awal persaudaraan adalah dari sisi subyek pelaku agama (manusia). Persaudaraan dapat dibangun dari nilai-nilai moral manusia, maka ketika dalam kehidupan sehari-hari sebagai manusia, semua ajaran agama dapat masuk. contoh: ada tetangga sakit, tentunya tidak dipandang agamanya apa atau bencana alam tidak dilihat korbannya agamanya apa, tapi dipandang sebagai satu kesatuan manusia utuh yang sedang menderita.
Ada 3 cara berdialog dengan agama lain:
1. Dialog Kehidupan
Dalam hidup sehari hari secara alami terjadi dimana kita berada baik dalam masyarakat sekitar ditempat kerja ditempat umum, kita bertemu dengan orang lain yang jelas tidak selalu sama agamanya dengan kita. Walaupun berbeda agama, apabila ada persoalan yang sifatnya manusiawi, seperti mengalami musibah tentu hati akan tergerak kesana.
2. Dialog Karya
Dimana lembaga atau orang-orang yang beragama lain merencanakan kegiatan bersama, ditangani bersama dan untuk semua orang tanpa pandang agamanya apa. Sebagai contoh: kegiatan halal bi halal, kerja bakti lingkungan dan sebagainya.
3. Dialog Ilmu
Suatu pertemuan yang diadakan untuk saling mengerti atau mengetahui tentang ajaran-ajaran masing-masing agama BUKAN untuk saling menjatuhkan atau berdebat. Hasinya adalah paling tidak mengikis salah tafsir ajaran agama lain sehingga dijauhkan dari pertikaian
Dalam hal ini, toleransi antar kehidupan umat beragama adalah yang terpenting akan tetapi hendaknya bukanlah toleransi yang kerdil, dimana hanya bersifat statis saja. Yaitu berpikir yang penting tidak menyinggung umat beragama lain sehingga lama kelamaan menutup mata terhadap agama lain bahkan penderitaan, kesulitan dan kesusahan orang lain.
Bukankah semua agama dipanggil untuk mewartakan keselamatan dan membawa semua penganutnya untuk selamat, bahagia dan beriman?
Paragonz - ton
No comments:
Post a Comment