[ Senin, 15 September 2008 ]
JAKARTA - Produsen nikel dan emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berencana melakukan pemindahan pabrik untuk pemurnian emasnya ke Jatim. Perusahaan pelat merah itu bakal merelokasi pabrik pemurnian emasnya di Pulo Gadung, Jakarta ke kawasan Gedangan, Sidoarjo.
"Kami sudah punya aset tanah di Gedangan, sekarang masih terus kami kaji masalah relokasi tersebut," ujar Corporate Secretary Antam Bimo Budi Satriyo di Jakarta kemarin (11/9).
Alasan perseroan memilih Sidoarjo karena prospek perdagangan emas di Jatim sangat cerah. "Perdagangan emas di Surabaya sangat besar. Perseroan membidik itu," tuturnya. Selain itu, dengan relokasi pabrik ke Sidoarjo, perseroan juga menyasar pasar di Bali. Bimo mengatakan, gabungan perdagangan emas di Jatim dan Bali sangat menjanjikan.
Menurut Bimo, rencana itu sebenarnya sudah ada sejak lama seiring keinginan perseroan untuk fokus pada pasar Indonesia timur. Hanya saja, perseroan masih terkendala persoalan pasokan bahan baku. "Kami merencanakan mendapat bahan baku dari pabrik Smelting di Gresik," tuturnya.
Hanya saja, rencana mendapat bahan baku dari Gresik sampai saat ini masih belum berhasil. Sehingga, rencana relokasi pabrik itu belum terwujud. Dengan mendapat pasokan bahan baku dari Smelting Gresik, kata dia, unit pemurnian emas di Sidoarjo itu akan dapat berproduksi lebih efektif dan efisien. Sebab, kedekatan geografis antara keduanya memudahkan operasional perseroan.
Hal itu berbeda dengan operasional unit pemurnian emiten berkode ANTM itu di Pulo Gadung. "Selama ini, pabrik yang di Pulo Gadung mendapatkan bahan baku dari tambang kami di Pongkor. Kami nilai itu kurang maksimal," jelasnya.
Namun, Bimo belum bisa merinci investasi yang bakal dikeluarkan perseroan jika aksi korporasi itu terwujud. Perseroan tinggal membangun pabrik, karena aset tanah sudah dimiliki. "Kami sengaja memilih Gedangan, karena lokasinya strategis, dekat dengan bandara Juanda," tuturnya. "Kalau soal dana, kami belum memastikan. Saat ini terus kami kaji, termasuk jaminan pasokan bahan baku dari unit smelting di Gresik," imbuhnya.
Per semester pertama 2008, volume penjualan emas Antam naik 248 persen menjadi 3.912 kg seiring dengan semakin masifnya perdagangan emas yang dilakukan pada awal tahun. Bimo mengatakan, kegiatan perdagangan emas Antam dilakukan dengan membeli scrap gold dan mengolahnya menjadi emas batangan yang siap untuk dijual," jelasnya.
Pendapatan ANTM sendiri pada paro pertama warsa ini melorot 7 persen menjadi Rp 5,570 triliun karena penurunan harga jual nikel yang menjadi bisnis inti perseroan. Awal warsa ini, Antam berinvestasi dengan membangun enam smelter untuk 3-4 tahun ke depan.
Dihubungi terpisah, Sekjen APEPI Jatim Ali Wahyudi mengemukakan, wajar saja jika Antam berekspansi ke Jatim. "Sekitar 80 persen produsen emas di seluruh Indonesia pabriknya berbasiskan di Jatim," tuturnya. (eri/fan)
JAKARTA - Produsen nikel dan emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berencana melakukan pemindahan pabrik untuk pemurnian emasnya ke Jatim. Perusahaan pelat merah itu bakal merelokasi pabrik pemurnian emasnya di Pulo Gadung, Jakarta ke kawasan Gedangan, Sidoarjo.
"Kami sudah punya aset tanah di Gedangan, sekarang masih terus kami kaji masalah relokasi tersebut," ujar Corporate Secretary Antam Bimo Budi Satriyo di Jakarta kemarin (11/9).
Alasan perseroan memilih Sidoarjo karena prospek perdagangan emas di Jatim sangat cerah. "Perdagangan emas di Surabaya sangat besar. Perseroan membidik itu," tuturnya. Selain itu, dengan relokasi pabrik ke Sidoarjo, perseroan juga menyasar pasar di Bali. Bimo mengatakan, gabungan perdagangan emas di Jatim dan Bali sangat menjanjikan.
Menurut Bimo, rencana itu sebenarnya sudah ada sejak lama seiring keinginan perseroan untuk fokus pada pasar Indonesia timur. Hanya saja, perseroan masih terkendala persoalan pasokan bahan baku. "Kami merencanakan mendapat bahan baku dari pabrik Smelting di Gresik," tuturnya.
Hanya saja, rencana mendapat bahan baku dari Gresik sampai saat ini masih belum berhasil. Sehingga, rencana relokasi pabrik itu belum terwujud. Dengan mendapat pasokan bahan baku dari Smelting Gresik, kata dia, unit pemurnian emas di Sidoarjo itu akan dapat berproduksi lebih efektif dan efisien. Sebab, kedekatan geografis antara keduanya memudahkan operasional perseroan.
Hal itu berbeda dengan operasional unit pemurnian emiten berkode ANTM itu di Pulo Gadung. "Selama ini, pabrik yang di Pulo Gadung mendapatkan bahan baku dari tambang kami di Pongkor. Kami nilai itu kurang maksimal," jelasnya.
Namun, Bimo belum bisa merinci investasi yang bakal dikeluarkan perseroan jika aksi korporasi itu terwujud. Perseroan tinggal membangun pabrik, karena aset tanah sudah dimiliki. "Kami sengaja memilih Gedangan, karena lokasinya strategis, dekat dengan bandara Juanda," tuturnya. "Kalau soal dana, kami belum memastikan. Saat ini terus kami kaji, termasuk jaminan pasokan bahan baku dari unit smelting di Gresik," imbuhnya.
Per semester pertama 2008, volume penjualan emas Antam naik 248 persen menjadi 3.912 kg seiring dengan semakin masifnya perdagangan emas yang dilakukan pada awal tahun. Bimo mengatakan, kegiatan perdagangan emas Antam dilakukan dengan membeli scrap gold dan mengolahnya menjadi emas batangan yang siap untuk dijual," jelasnya.
Pendapatan ANTM sendiri pada paro pertama warsa ini melorot 7 persen menjadi Rp 5,570 triliun karena penurunan harga jual nikel yang menjadi bisnis inti perseroan. Awal warsa ini, Antam berinvestasi dengan membangun enam smelter untuk 3-4 tahun ke depan.
Dihubungi terpisah, Sekjen APEPI Jatim Ali Wahyudi mengemukakan, wajar saja jika Antam berekspansi ke Jatim. "Sekitar 80 persen produsen emas di seluruh Indonesia pabriknya berbasiskan di Jatim," tuturnya. (eri/fan)
No comments:
Post a Comment