Wednesday, April 08, 2009

Air tanah dan Permasalahannya

Perumahan di sisi barat (kanan) jalan raya Surabaya - Sidoarjo, cenderung mempunyai air tanah yang lebih baik (tidak payau) daripada perumahan yang berada di sisi timur. Akan tetapi sebaik-baiknya kualitas air tanah disisi barat, masih saja muncul permasalahan-permasalahan seputar air tanah (sumur). Diantaranya adalah air yang dihasilkan berwarna jernih tapi apabila diendapkan agak lama akan berwarna kuning dan diatas air dan nampak seperti berminyak.

Berdasarkan dari uraian diatas dapat dipastikan daerah ini dulunya adalah daerah pertanian atau persawahan yang subur, ciri daerah persawahan ini mempunyai infiltrasi yang rendah, serta mempunyai kandungan besi yang tinggi (fe). Kandungan ini dihasilkan dari proses pembajakan sawah selama bertahun-tahun lamanya, karena tanah yang diolah dalam kondisi basah, maka besi (Fe2O5) akan turun ke bawah pada lapisan tanah yang tidak diolah, efek sampingnya tanah yang tidak diolah menjadi mengeras, sehingga mengakibatkan terjadinya kedap air. Air yang mengandung besi tinggi apabila bersentuhan dengan udara yang mengandung oksigen akan menghasilkan warna kecoklatan.

Bagaimana Cara Mengujinya ?
Secara umum biasanya air tanah itu jernih, tapi ternyata memiliki kandungan logam yang berbeda-beda, termasuk kandungan zat besinya, air yang memiliki banyak kandungan logam besi termasuk air yang tak layak konsumsi.
Untuk menguji tingkat kandungan zat besi air tanah, dapat dengan cara menuangkan air tanah kedalam gelas bening lalu tuangkan sedikit air teh tawar, dan dalam sekejab terlihat hasilnya. Apabila setelah diberi air teh tawar hasilnya menjadi semakin pekat (lebih hitam) maka semakin tinggi tingkat kandungan besinya. Sebagai pembanding gunakan air prigen / aqua yang diperlakukan dengan cara yang sama seperti diatas.

Bagaimana Cara Mengatasinya ?

Cara yang paling sederhana untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan media filterisasi, dimana salah satu medianya adalah menggunakan karbon aktif yang dapat dibeli di pasaran, karbon aktif juga dapat digantikan dengan media arang tempung kelapa. Karbon aktif ini berfungsi untuk mengurangi warna air serta untuk mengurangi rasa / bau yang ditimbulkan oleh air. Penambahan kapur pada air juga dapat berfungsi untuk menetralkan rasa air menjadi tawar, karena kapur dapat meningkatkan pH air menjadi netral. Selain itu kapur juga dapat mempercepat proses terjadinya penggumpalan (koagulasi) sehingga air cepat jernih, karena flok-flok (butiran yang melayang di dalam air) akan cepat mengendap dan menghasilkan lumpur yang siap dibuang. Sistem penyaringan ini dikenal dengan sebutan penjernihan air secara kimiawi

Bagaimana Cara Membuatnya ?

1. Bahan Dan Peralatan

* 2 (dua) kg karbon aktif

* 3 (tiga) kg ijuk

* pasir halus

* batu kerikil

* bubuk kapur 10 gram

* tawas 10 gram

* 2 (dua) buah drum bekas
* 2 (dua) buah kran ukuran ½ cm


2. Pembuatan

* Lubangi kedua drum 5 cm dari bagian bawah, dan diberi kran. Drum I untuk bak pengendapan, drum II untuk bak penyaring.
*Letakkan drum I lebih tinggi dari drum II hubungkan kedua drum tersebut, lihat gambar.
* Isilah drum II (bak penyaringan) berturut-turut dengan batu kerikil setebal 5 cm; arang setebal 5 cm; ijuk setebal 5 cm dan pasir halus setebal 15 cm (lihat gambar)
* Isilah drum I (bak pengendapan) dengan air yang akan dijernihkan. Bubuhi dengan 10 gram tawas (untuk 100 liter air) kemudian aduk selama 5 menit. Tambahkan bubuk kapur sebanyak 10 gram, kemudian aduk perlahan-lahan selama 2-3 menit. Tujuan mengaduk, agar butir-butir lumpur menjadi besar dan mengendap.

3. Penggunaan
* Lakukan proses pengendapan ini pada waktu malam hari sehingga pada waktu pagi hari, air dapat dialirkan ke bak penyaringan dan siap untuk dipakai.

* Buka kran pada bak penyaringan untuk mendapatkan air yang bersih.

4. Pemeliharaan

* Bersihkan endapan lumpur pada bak pengendapan sesering mungkin.
* Apabila jalan air pada drum/bak penyaringan kurang lancar, cucilah pasir kerikil dan ijuk sampai bersih.
* Apabila air bersih yang dihasilkan pada bulan berikutnya airnya terasa bau lagi, gantilah karbon aktif dengan yang baru.

5. Keuntungan
* Dapat digunakan untuk air sungai, rawa, sumur, sawah dan telaga.

* Menghasilkan air yang jernih, tidak berbau, tidak asam, tidak payau.

6. Kerugian
* Air tidak dapat dialirkan secara teratur.
* Hanya dapat menjernihkan air dengan jumlah tertentu saja.
* Bak harus sering dibersihkan.
* Cara ini tidak dibenarkan untuk air yang tercemar bahan kimia buangan air pabrik.

bennysyah.edublog dan berbagai sumber

No comments: